Bangun ruang sangat
mudah ditemui di sekitar kita, berbeda dengan halnya bangun datar yang
merupakan bentuk dua dimensi dimana kita harus memandang sebuah benda hanya
pada sebuah sisnya. Sebutkan saja benda yang adda disekitar kita, almari,
gelas, buku, bola, akuarium, masing masing memiliki khas bangun ruang. Berikut
ini berbagai macam bangun ruang beserta rumus lengkap untuk menghitung luas
permukaan maupun volume bangun ruang.
Kubus ABCD.EFGH dibatasi oleh bidang ABCD, ABFE, BCGF, CDHG,
ADHE, dan EFGH. Bidang-bidang tersebut disebut sisi-sisi kubus.
Selanjutnya, AB , BC, CD , AD , EF , FG , GH , EH , AE , BF , CG ,
dan DH disebut rusuk kubus. Jadi tiap sisi kubus tersebut dibatasi oleh
rusuk-rusuk.
Rusuk-rusuk AB
, BC , CD , dan AD disebut rusuk alas. Setiap daerah persegi pada kubus dan daerah
persegi panjang pada balok disebut bidang atau sisi. Perpotongan dua buah
daerah persegi pada kubus atau dua buah daerah persegi panjang pada balok disebut
rusuk. Adapun titik potong antara tiga buah rusuk disebut titik sudut.
Jika
panjang rusuk sebuah kubus adalah s maka:
Jumlah
panjang rusuknya = 12s.
Karena
panjang setiap rusuk kubus s, maka luas setiap sisi kubus = s2.
Dengan
demikian:
luas
permukaan kubus = 6 s s.
L =
6 s s
Rumus
volume kubus (V) dengan panjang rusuk s sebagai berikut.
V =
rusuk X rusuk X rusuk
= s
X s X s
= s
s s
Dengan
V =
volume kubus
L =
luas permukaan kubus
s = panjang rusuk kubus
B.
Balok
Ruas garis yang menghubungkan titik sudut T dan V serta U dan W disebut diagonal bidang atau diagonal sisi. Dengan demikian, bidang TUVW mempunyai dua diagonal bidang, yaitu TV dan UW . Jadi, setiap bidang pada balok mempunyai dua diagonal bidang. Diagonal bidang suatu balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap bidang atau sisi balok. Hubungkan titik P dan V, Q dan W, R dan T, atau S dan U. PV , QW, RT , dan SU disebut diagonal ruang. Diagonal-diagonal ruang tersebut akan berpotongan di satu titik. Diagonal ruang pada balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam suatu ruang. Suatu balok memiliki empat buah diagonal ruang yang sama panjang dan berpotongan pada satu titik.
Jika
sebuah balok berukuran panjang = p, lebar = l, dan tinggi = t maka:
jumlah
panjang rusuknya = 4p + 4l + 4t
= 4(p + l + t)
Luas
permukaan balok sama dengan jumlah ketiga pasang sisi yang saling kongruen pada
balok tersebut.
Luas
permukaan balok dirumuskan sebagai berikut.
L =
2(p X l) + 2(l X t) + 2(p X t)
=
2{(p X l) + (l X t) + (p X t)}
volume
balok (V) dengan ukuran (p X l X t) dirumuskan sebagai berikut.
V =
panjang X lebar X tinggi
= p X l X t
Dengan
L =
luas permukaan balok
p = panjang balok
l = lebar balok
t = tinggi balok
C. Prisma
Berdasarkan rusuk tegaknya, prisma dibedakan menjadi dua, yaitu
prisma tegak dan prisma miring. Prisma tegak adalah prisma yang
rusuk-rusuk tegaknya tegak lurus pada bidang atas dan bidang alas. Prisma
miring adalah prisma yang rusuk-rusuk tegaknya tidak tegak lurus pada
bidang atas dan bidang alas. Berdasarkan bentuk alasnya, terdapat prisma
segitiga, prisma segi empat, prisma segi lima, dan seterusnya. Jika alasnya
berupa segi n beraturan maka disebut prisma segi n beraturan.
pada prisma segi n adalah (n + 2) buah, dengan n = banyak
sisi suatu segi banyak. banyak diagonal ruang prisma segi n = n(n
– 3); dengan n = banyaknya sisi suatu segi banyak
secara
umum rumus luas permukaan prisma sebagai berikut.
Luas
permukaan prisma = (2 X luas alas) + (keliling alas X tinggi)
dapat
disimpulkan bahwa untuk setiap prisma berlaku rumus berikut.
Volume prisma = luas alas X
tinggi
D.
limas
Limas adalah bangun ruang yang alasnya berbentuk segi banyak
(segitiga, segi empat, atau segi lima) dan bidang sisi tegaknya berbentuk
segitiga yang berpotongan pada satu titik. Titik potong dari sisi-sisi tegak limas
disebut titik puncak limas. Seperti halnya prisma, pada limas juga diberi nama
berdasarkan bentuk bidang alasnya. Jika alasnya berbentuk segitiga maka limas
tersebut dinamakan limas segitiga. Jika alas suatu limas berbentuk segi lima
beraturan maka limas tersebut dinamakan limas segi lima beraturan.
Secara
umum dapat dirumuskan bahwa banyak sisi pada limas segi n adalah (n +
1) buah.
Besar
satu sudut pusat segi banyak beraturan = 360° : n dengan
n = banyak segi.
Luas
permukaan limas dirumuskan sebagai berikut.
Luas
permukaan limas = luas alas + jumlah luas seluruh sisi tegak
Dan
volume limas dapat dirumuskan sebagai berikut.
Volume
limas = 1/3 X luas
alas X tinggi
E. Tabung
Tabung
merupakan bentuk suatu prisma dengan alas sebuah lingkaran. Lingkaran ini lah
yang membedakan tabung dengan bentuk prisma lainnya. Sebagaimana Prisma, tabung
memiliki bidang tegak yang hanya satu bidang. Alas Tabung yang berbentuk
lingkaran memiliki Pusat lingkaran merupakan titik tertentu yang mempunyai
jarak yang sama terhadap semua titik pada lingkaran. Jari-jari lingkaran
merupakan jarak pusat lingkaran ke titik pada lingkaran disebut dengan jari-jari
bidang atas tabung. Diameter lingkaran merupakan ruas garis yang menghubungkan
dua titik pada lingkaran yang melalui titik pusat lingkaran. Tinggi tabung
disebut juga sumbu simetri putar tabung. Sisi
lengkung tabung dinamakan selimut tabung. Adapun garis-garis pada sisi
lengkung yang sejajar dengan sumbu tabung dinamakan
garis pelukis tabung.
Selimut
tabung dapat dicari dengan pendekatan rumus persegi panjang sesuai bentuk dari
selimut tabung tersebut.
Jika
Panjang = keliling alas tabung = 2
π r,
Lebar
= tinggi tabung = t
sehingga
luas selimut tabung = panjang × lebar
= 2 π r × t
= 2 π rt
Luas
permukaan tabung sama dengan luas jarring-jaringnya, yaitu:
L = luas selimut tabung + 2 × luas
alas
Dengan demikian, luas permukaan
tabung adalah
L = 2 π rt + 2 π rr
= 2 π r (t + r)
Volume = luas
alas x tinggi, atau luas lingkaran x t
V = 2 π r r t
dengan
V = volume tabung
π = 3,14 atau π = 22/7
r = jari-jari alas tabung
t = tinggi tabung
Volume
sebuah tabung adalah V. Jika jari-jarinya menjadi n kali lebih
panjang daripada jari-jari semula (tinggi tetap), volumenya menjadi n2
kali volume semula
(Vn = n2 × V).
F. Kerucut
Kerucut
merupakan bentuk limas dengan alas sebuah lingkaran. Lingkaran ini mempunyai
titik pusat dengan lingkaran yang disebut dengan jari jari alas kerucut. Pada
titik tengah kerucut jika ditarik sebuah garis lurus keatas hingga ke ujung
atas kerucut maka garis ini desebut dengan tinggi kerucut. Titik atas kerucut
dengan lingkaran bawah merupakan selimut kerucut.
Luas
selimut kerucut adalah = π r s
Dengan
demikian, luas permukaan kerucut adalah
L = luas selimut kerucut + luas
alas kerucut
L = π
r s + π
rr = π r(s + r)
Jadi,
rumus luas permukaan kerucut adalah
L = π
r (s+r)
Volume kerucut dapat dicari dengan menarik
dari rumus volume limas,yaitu:
Volume = 1/3 X luas alas X tinggi
Volume = 1/3 π r r t
G. Bola
Bola
mempunyai titik pusat yang disebut
dengan titik pusat bola dan permukaan bola disebut dengan kulit bola. Jika
sebuah garis ditarik dari titik pusat bola ke kulit bola maka diperoleh jari
jari bola.
Luas permukaan bola merupakan
luas kulit bola dengan rumus sebagai berikut.
Luas Bola = 4 x π
x jari-jari x jari-jari, atau
L = 4 π r r
Volume bola dapat disebut dengan 4/3 x π x
jari-jari x jari-jari x jari-jari
V = 4/3 π r r r
V = 4/3 π r r r
dengan
V =
volume
L = luas permukaan bola
r = jari-jari bola
π = 3,14 atau 22/7
Demikian rumus luas permukaan dan
volume bangun ruang. Rumus di atas dapat diingat baik jika dipahami dengan
pemahaman konsep yang tepat. Perbanyak latihan akan menambah dalam pengetahuan
yang dimiliki karena matematika merupakan suatu alat bukan merupakan bidang
ilmu pengetahuan. Untuk artikel berikutnya akan dimuat latihan soal tentang
bangun ruang dan cara penyelesaian dengan cepat. Penyelesaian dengan cepat ini
tanpa mengandalkan penyederhanaan rumus akan tetapi pemahaman konsep yang lebih
tinggi. Semoga artikel ini bermanfaat.
No comments:
Post a Comment